Pengikut

Selasa, 06 Juli 2010

MISTIK SEKITAR BADIK BONE



Salah satu Badik Bone yang dibuat dengan cara di pesse'/dipijat bukan di tempa

Badik/kawali bagi masyarakat Sulawesi Selatan mempunyai kedudukan yang tinggi. Badik/kawali bukan hanya berfungsi sekedar sebagai senjata tikam, melainkan juga melambangkan status, pribadi dan karakter pembawanya. Kebiasaan membawa Badik/kawali dikalangan masyarakat terutama suku bugis dan Makassar merupakan pemandangan yang lazim ditemui sampai saat ini terutama di tanah Bone. Kebiasaan tersebut bukanlah mencerminkan bahwa masyarakat Sulawesi Selatan khususnya suku bugis dan makassar adalah masyarakat yang gemar berperang atau suka mencari keributan melainkan lebih menekankan pada makna simbolik yang terdapat pada Badik/kawali tersebut.

Pentingnya kedudukan Badik/kawali di kalangan masyarakat bugis dan makassar membuat masyarakat berusaha membuat/mendapatkan badik yang istimewa baik dari segi pembuatan, bahan baku, pamor maupun sisi’ (tuah) yang dipercaya dapat memberikan energi positif bagi siapa saja yang memiliki atau membawanya.
Badik/kawali yang bagus/istimewa dapat dilihat dari beberapa unsur, yakni:
a. Dari segi fisik Badik/kawali dapat dilihat:
1. Bahan bakunya terbuat dari besi dan baja pilihan biasanya mengandung
meteorit dan ringan. Wilayah Sulawesi Selatan sejak zaman dahulu terkenal
dengan besi luwu yang berkualitas tinggi.
2. Pamor;ragam pamor pada Badik/kawali lebih sederhana dari dari keris jawa
biasanya terdiri dari jenis pamor kurrisi, lasoancale, parinring, bunga pejje,
madaongase,kuribojo,tebajampu, timpalajja dan balopakki.
b. Segi sisi’(tuah)/mistik antara lain:
1. Uleng puleng dan battu lappa; sebenarnya merupakan kandungan meteorit. Bagi
sebagian orang percaya Badik/kawali yang mempunyai ulengpuleng(kalau
kecil)/battu lappa (kalau besar) akan membawa kebaikan pada pemiliknya baik
berupa kemudakan rezki, karisma, maupun peningkatan karir. Posisi
ulengpuleng/battulappa yang dicari adalah yang terletak dipunggung badik
kira-kira berjarak 5 cm dari hulu/pangulu karena dipercaya akan memudahkan
rezki dan karir. Badik/kawali yang memiliki ulengpuleng dan battulappa juga
dipercaya dapat menghindari gangguan mahluk halus, sihir dan tolak bala.
2. Mabelesse ; adalah retakan diatan punggun Badik/kawali sehingga seakan-akan
Badik/kawali tersebut akan terbelah dua. Badik seperti ini dipercaya akan
memudahkan rezki bagi pemiliknya sehingga banyak dicari oleh yang berprofesi
sebagai pedagang.
3. Sumpang buaja; sama seperti mabelesse Cuma retakannya pada bilah dekat ujung
Badik/kawali. Tuahnya sama seperti mabelesse namun yang dicari yang letaknya
pada bilah sebelah kanan dekat ujung Badik/kawali.
4. Ure tuwo; adalah garis yang muncul pada bilah Badik/kawali. Yang dicari adalah
yang tidak terputus-putus, kalau letaknya dipunggung Badik/kawali dan tidak
terputus dari hulu sampai ujung tuahnya membuat sang pemilik disegani dan
dituruti semua perkataannya, kalau melingkar ke atas dari bilah ke bilah
sebelahnya seperti badik luwu sambang maka tuahnya untuk melindungi pemiliknya
dari malapetaka dan kalau turun ke baja maka untuk memudahkan rezki.
5. Tolongeng; adalah lubang pada punggung Badik/kawali yang tembus ke bawah
terletak dekat hulu/pangulu sehingga kalau dilihat seakan seperti teropong.
Pada zaman dahulu sebelum berangkat perang biasanya panglima perang meneropong
pasukannya melalui Badik/kawali tolongeng.
6. Sippa’sikadong; adalah retakan pada tengah bilah Badik/kawali dari punggung
Badik/kawali. Tuahnya adalah membuat pemiliknya disenangi oleh siapa saja yang
melihatnya. Pada zaman dahulu apabila ada seseorang akan melamar gadis, maka
utusan dari laki-laki akan membawa Badik/kawali sippa’sikadong yang bertujuan
agar memudahkan lamarannya diterima pihak perempuan
7. Pamussa’; adalah upaya memperkuat daya magis Badik/kawali yang diletakan dalam
hulu/pangulu Badik/kawali. Biasanya dengan menggunakan bahan-bahan tertentu
tergantung akan digunakan untuk apa Badik/kawali yang akan di beri pamussa.
8. Pangulu; di kalangan masyarakat bugis Bone berkembang suatu keyakinan akan
kemampuan yang dimiliki sebagian orang yang mampu membuat pihak lawan tidak
mampu mencabut Badik/kawali ketika akan digunakan, ilmu ini dikenal dengan
istilah pakuraga/pabinrung. Pangulu yang caredo (terbelah/atau memiliki mata)
secara alami dipercaya mampu mengatasi orang yang memiliki ilmu tersebut.

Demikian sekilas mengenai mistik di sekitar badik, tulisan ini tidak bermaksud mengajarkan kita untuk menjadi musyrik kepada Allah SWT, tetapi lebih untuk mengenal kebudayaan masyarakat bugis terutama budaya bugis Bone..Ewakoo.

1 komentar:

Basli Ali Harap Jaringan Telkomsel Jangkau Hingga ke Desa Terluar di Selayar

DHEAN.NEWS SELAYAR - Di era yang serba digital, Bupati Kepulauan Selayar H. Muh. Basli Ali meminta kepada pihak Telkomsel Regio...